Bank SumselBabel Diduga Salah Input Data Rp2,1 Triliun, Wakil Ketua DPRD: Fatal dan Tak Bisa Ditolerir

Wakil Ketua DPRD Provinsi Babel, Edi Nasapta

WARTABANGKA.ID, PANGKALPINANG – Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Edi Nasapta menyoroti dugaan salah input data Rp 2,1 triliun yang ternyata dilakukan Bank SumselBabel.

Hal tersebut bermula saat Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yangmembuka data adanya Rp 2,1 triliun dana mengendap yang diduga dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Babel.

Edi Nasapta menyampaikan bahwa jika itu benar Bank Sumsel Babel yang salah menginput data merupakan kesalahan administrasi yang tidak pantas, tidak bisa ditolerir dan fatal.

“Karena posisi inikan keuangan daerah. Seharusnya ini tidak boleh terjadi, kalau memang ini benar berarti Bank Sumselbabel kita kategorikan bank yang teledor,” ujarnya kepada wartawan, Senin (27/10).

Lebih lanjut Edi mengatakan jika uang tersebut sebenarnya adalah milik Pemerintah Sumatera Selatan kenapa tercatat seolah milik Pemprov Babel.

“Ini akhirnya membuat kita tambah susah, kalau seperti ini banknya sangat tidak layak, DPRD pun layak meminta keterangan resmi dari Bank SumselBabel juga, karena ini kesalahan administrasi yang fatal dan tidak bisa ditolerir kesalahannya,” sesalnya.

Edi menuturkan pihaknya mempersilakan Pemprov Babel untuk bersikap dan menindaklanjuti atas informasi yang sempat membuat masyarakat gaduh.

“Kalau melihat dari administrasi, ini fatal. Silahkan saja kalau memang Pemprov Bangka Belitung dirugikan dan ada tindak pidana, ya silahkan lapor saja,” tegasnya.

Namun politisi Partai Nasdem ini mengungkapkan kejadian ini menjadi momentum bagi Pemprov Babel untuk membentuk bank daerah sendiri.

“Ini tantangan untuk Pemprov Babel, termasuk eksekutif, legislatif dan kepala daerah kabupaten/kota bagaimana serius membuat Bank Bangka Belitung. Supaya tidak terjadi lagi, lalu bicara untung atau rugi ya untuk Bangka Belitung,” pungkasnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *