Kasus HIV Tahun 2024 di Basel Bertambah, Kaum LGBT Jadi Penyumbang Terbanyak

Foto: Net/ISTIMEWA

WARTABANGKA.ID, TOBOALI – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencatat angka kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) tahun 2024 kembali mengalami penambahan.

Penambahan angka kasus tersebut lantaran adanya praktik seks bebas yang saat ini ditemukan yang terdeteksi dilakukan oleh kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)

“Kasus HIV ini terjadi penambahan lantaran praktik seks bebas yang dilakukan oleh kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LGBT, yang utamanya dengan kategori laki-laki sama laki-laki (LSL),” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKPPKB Basel, Slamet Wahidin, Kamis (7/11).

Ia mengatakan, penambahan tersebut tercatat selama periode Januari sampai akhir Oktober 2024 kemarin, dengan total 9 temuan kasus baru HIV di Basel. Kasus baru tersebut rata-rata diidap oleh kaum laki-laki, sedangkan sisanya diderita oleh kaum perempuan.

“Diprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan skrining HIV yang dilakukan. 9 kasus baru terdata mayoritas diidap oleh kalangan usia produktif, mulai dari 20 sampai 40 tahun ke atas,” ungkapnya.

Ia juga menyayangkan, temuan dilapangan dari jumlah kasus HIV baru yang tercatat, lima kasus di antaranya diderita oleh populasi LGBT khususnya LSL. Sementara empat kasus lainnya merupakan populasi umum, dan juga wanita pekerja seks (WPS) di Basel.

“Jadi diketahui adanya kasus HIV kategori LSL ini setelah kami dari DKPPKB Bangka Selatan yang terus intens dalam melakukan intervensi terhadap kaum LGBT di daerah ini. Bahkan, LGBT menjadi penyumbang kasus paling banyak, dan membuat kekhawatiran di tengah masyarakat. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya menekan angka kasus HIV agar tidak terus mengalami kenaikan setiap tahunnya,” katanya.

“Padahal praktik seks yang tidak aman dapat meningkatkan potensi seseorang terpapar HIV, terlebih lagi dengan bergonta-ganti pasangan. Rata-rata kasus HIV baru usia produktif. Kelompok populasi yang sangat berisiko itu WPS dan LGBT termasuk di dalamnya LSL,” pungkasnya. (Ang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *