WARTABANGKA.ID, KOBA – Kasus penyiraman air panas yang dilakukan seorang istri berinisial R kepada suaminya EF di Kelurahan Berok, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah sudah terjadi sekitar seminggu lalu. Nahas, korban EF akhirnya meninggal dunia pada Minggu (20/10) di RSUD Abu Hanifah.
Bedasarkan keterangan warga setempat, kasus tersebut sudah terjadi seminggu yang lalu dan korban sempat dibawa pulang. Namun, karena keadaan EF kembali memburuk, sehingga harus dirawat lagi di rumah sakit.
Masih dari keterangan warga, korban disiram air panas oleh istrinya lantaran memiliki wanita idaman lain dan sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Kalau setahu kami, korban juga sering KDRT dan katanya ada kasus selingkuh. Intinya disiram air panas dan kena area kemaluan. Dilarikan ke rumah sakit dan subuh tadi meninggal, yang mana sekarang lagi menunggu keluarga korban yang dari luar Pulau Bangka,” ucap D salah satu tetangga korban yang sedang di rumah duka, Minggu (20/10).
Ia juga menuturkan, suami istri ini juga memiliki anak disabilitas yang perlu diurus.
“Mereka punya anak disabilitas. Kasihan sih anaknya kalau kasusnya naik. Ayah sudah gak ada dan Ibu harus menghadapi hukuman. Mudah-mudahan tidak sampai naik,” tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Bangka Tengah, IPTU Imam membenarkan ada kasus penyiraman di Kelurahan Berok yang melibatkan sepasang suami istri.
“Benar, memang ada kasus penyiraman terjadi di sebuah rumah kontrakan di Berok, dimana korban suaminya sendiri dan disiram bagian area kemaluan,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, hingga kini kasus masih dalam tahap penyelidikan dan akan berlanjut. Ia menyebutkan, korban disiram diduga selingkuh, sehingga istri naik pitam.
“Kami masih penyelidikan dan korban masih divisum di luar. Kami akan meminta keterangan semua pihak, agar kasusnya jelas. Sementara itu saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolres Bangka Tengah AKBP Pradana Aditya Nugraha mengatakan, dirinya dan jajaran sudah melakukan cek TKP secara langsung.
“Benar adanya, informasi pagi tadi, ternyata akibat dari KDRT kemudian disiram (air panas), setelah beberapa hari, kemudian meninggal dunia dirumah sakit,” ucapnya.
Kepolisian melakukan cek TKP guna memastikan situasi dan kebenaran informasinya seperti apa, dan diduga ada kesengajaan menyiram air panas dari pihak pelaku.
“Kita dalami dulu keterangan dari saksi-saksinya termasuk ahli forensik juga datang,” ungkapnya.
Dugaan sementara motif pelaku nekat melakukan tindakan penyiraman air panas belum bisa dipastikan, karena kepolisian masih penyelidikan lebih valid.
“Masih ada langkah-langkah yang belum finish dari penyelidikan, meminta keterangan saksi dan terduga pelaku,” tutupnya. (**)