WARTABANGKA.ID, TOBOALI – Sebanyak 4 mahasiswa berkesempatan mengikuti program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dari Kampus Merdeka di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel).
Keempat mahasiswa tersebut yaitu, Nathanael Yeremia Jansen Singkoh dari Universitas Sam Ratulangi, Helena Santa Gabriela Hurek Making dari Kampus Institut Teknologi Nasional Malang, Putri Nur Wahyunung Hasanah dari Universitas Negeri Surabaya dan A. Mukhayat Akbari dari Universitas Muhammadiyah Makassar.
Saat ini, ke-4 mahasiswa yang sedang menjalani program tersebut diberikan kesempatan oleh Pemda Basel untuk membuat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Toboali di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Basel.
Kepala Bidang (Kabid) Tata Ruang Dinas PUPR Basel Manson Simarmata mengungkapkan di tahun 2024 Pemkab Basel mendapatkan 4 mahasiswa melalui program MSIB yang dikirim oleh Kemendikbud bekerjasama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia dari Kampus Merdeka guna membantu RDTR Kota Toboali.
“Kita sangat berterimakasih dan mengapresiasi sekali, ini merupakan sudah yang ke-7. Bagaimana dari 1 sampai 6 yang sebelumnya sudah selesai, dimana RDTR yang sudah dimuat juga telah sesuai dengan target,” kata Manson, Sabtu (12/10).
Ia menjelaskan, bahwa 4 orang mahasiswa dari perguruan tinggi yang ditugaskan magang di Pemda Basel, mereka yang terdaftar di Kemendikbud, yang telah melalui proses seleksi yang ketat.
“Artinya mereka datang ke Bangka Selatan, mereka yang keterima 300 mahasiswa dari 2100 pendaftar yang untuk di tempatkan di 76 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di seluruh indonesia dan salah satunya adalah kita, dimana provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini kita dapat 4 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang di tugaskan menjalankan program ini di Bangka Selatan,” ujarnya.
Ia berharap, kepada 4 mahasiswa ini nanti sebagaimana rencana diawal sesuai dengan data yang diisi pada saat data yang diajukan kemarin dapat membantu penyusunan RDTR Toboali.
“Bagaimana program ini para mahasiswa saya mentori sendiri dalam membimbing mereka langsung dimana saya selaku kepala bidang tata ruang disini agar setidaknya mereka para mahasiswa ini bisa tahu dalam menata ruang yang sedang mereka kerjakan dalam studinya,” katanya.
Ia menilai, kehadiran mereka mahasiswa dari kalangan Gen-Z atau Milenial tentu harus melek dengannya minat dalam tata ruang, diman diketahui sendiri bahwa tata ruang inikan kurang begitu mengerti di masyarakat.
“Jadi dengan ini diharapkan mereka begitu selesai dari sini paling tidak bisalah membawa ilmu ini baik dalam lingkungan keluarga yang terkecil hingga ke lingkungan sekitar mereka. Karena kalau Gen-Z saat inikan eranya Milenial jadi supaya tata ruang ini memang betul-betul dimengerti supaya terciptalah praktik tata ruang itu biar mudah dimasyarakat bisa tau manfaat pentingnya tata ruangan,” ujarnya.
Kendati demikian, lanjut dia, pada utamanya inti program ini tujuannya adalah untuk percepatan penyelesaian RDTR, bagaimana fokus daerah di tahun ini memang lewat adik-adik mahasiswa ini untuk membantu RDTR Toboali.
“Saat ini sudah di tahap pembuatan untuk di peta dasar RDTR Toboali, karena Peta RDTR Toboali sendiri saat ini lagi ditahapan peta garis, peta administrasi dan kalau peta citra sampai ke ini sudah sampai ke peta BIG dan kami lagi tahap survei taupo ming,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa mengungkapkan, bahwa mereka dalam menjalankan tugas magang MSIB di Dinas PUPR ini dapat mempelajari terkait tata ruang pembuatan RDTR pada kabupaten/kota.
Selain itu, kata dia, dengan bimbiang dari mentor yang merupakan Kabid Tata Ruang Manson dinilai sangat luarbiasa dalam mengarahkan dan mempelajari RDTR dari tahap analisis sampai dengan pengelolaan data.
“Tentunya, lewat program ini kami berharap dapat mendapat dan mencuri ilmu dari sini yang kemudian akan menjadi bekal kami baik untuk dimasa kami bekerja nanti kedepannya. Dan pastinya akan kami terapkan juga nanti di daerah kami apa yang telah kami pelajari disini,” pungkasnya. (Ang)