Gelar Festival Anak, Komitmen Pemkab Bangka Barat dalam Pemenuhan Hak Anak

Festival Anak Bangka Barat 2024 di Gedung Graha Aparatur Mentok, Selasa (13/8). Foto: Inaz Zafira

WARTABANGKA.ID, MENTOK – Festival Anak Bangka Barat 2024 merupakan momentum peringatan Hari Anak Nasional ke-40 tahun sekaligus dalam rangka komitmen Pemerintah Bangka Barat sebagai langkah pemenuhan hak anak.

Hal ini diungkapkan Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Henky Wibawa saat Festival Anak Bangka Barat 2024 di Gedung Graha Aparatur Mentok, Selasa ( 13/8).

“Jadi bagaimana kita kepedulian terhadap anak tersebut hak hidup, hak tumbuh, hak berkembang dan berpartisipasi secara sesuai harkat dan kemanusiaan dan perlindungan jangan sampai ada diskriminasi jangan juga ada kekerasan itu sih intinya,” kata Henky.

Impelementasi pemenuhan hak anak itu diantaranya adalah pendidikan Holistik Integratif yang termuat dalam Peraturan Bupati ( Perbup ) terkait upaya pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia.

Perlu diketahui, Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan perlindungan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemaku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah daerah dan pusat.

“Holistik Integratif itu artinya bahwa bukan hanya lembaga pendidikan saja jadi bisa saja berkoordinasi dengan kesehatan, keamanan dalam rangka pelaksanaan pendidikannya. Intinya semuanya terintegrasi lah,” jelasnya.

Selain itu, terkait dukungan terhadap pemenuhan gizi anak- anak, sudah dilakukan beberapa kegiatan.

“Jadi kalau dulu ada namanya itu pemberian makanan tambahan anak sekolah. Kemudian ada juga dengan program unggulan Kodam II Sriwijaya ada dapur masuk sekolah kemarin kan dari Kodim 0431/BB datang ke beberapa sekolah memberikan suplemen-suplemen gizi susu, bubur dan sebagainya,” ujarnya.

Henky tak menampik bahwa kasus kekerasan terhadap anak masih sering terjadi di Bangka Barat. Hal itu terjadi dikarenakan faktor lingkungan sekitar anak dan bahkan bisa saja terjadi di lingkungan sekolah.

“Kita tidak memungkiri masih ada kejadian yang memang kita harap jangan sampai ada lagi lah kejadian seperti itu. Tapi kalau urusannya sudah menyangkut ke kondisi lingkungan kadangkala kan itu kejadian di luar lingkungan sekolah,” sebut Henky.

“Kalau di dalam sekolah pun dengan keterbatasan pendidik guru ya dengan jumlah anak yang banyak juga bisa timbul potensi. Tapi kita berupaya untuk mengurangi hal itu terjadi,” sambungnya.

Untuk itu, menurut Henky, peran serta orang tua dan masyarakat sangat penting agar mencegah hal-hal yang tidak diinginkan untuk tidak terulang lagi.

“Nah makanya dalam hal ini kami sangat berharap peran serta orang tua dan masyarakat yang perlu menyelenggarakan perlindungan lah. Di lingkungan sekitar itu kan sangat berpengaruh dan anak-anak kita tolong diawasi,” tutup Henky. ( IBB )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *