WARTABANGKA.ID, KOBA – Setelah mengabdi selama 16 bulan 28 hari, Iptu Wardiansyah, S.H., pamit undur diri sebagai Kasat Polairud Polres Bangka Tengah (Bateng).
Diketahui, Iptu Wardiansyah merupakan putra daerah asli Koba, Kabupaten Bateng. Ia menempuh pendidikan di SD Negeri 291 Koba, SLTP Negeri 1 Koba, SMA Negeri 1 Koba dan S1 di STIH Pertiba.
“Alhamdulillah, 16 bulan 28 hari pengabdian di Polres Bangka Tengah, kampung halamanku, terima kasih Polres Bangka Tengah, rekan-rekan Satpolairud Polres Bangka Tengah atas kebersamaannya selama ini,” ujar Wardiansyah, Senin (5/8).
Pria kelahiran 3 Agustus 1985 ini berpesan kepada rekan-rekannya, agar tetap semangat dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
“Niatkan kedinasan untuk ibadah, semoga apa yang telah kita lakukan mendapat ladang amal dan sukses selalu untuk kita semua,” ucapnya.
Iptu Wardiansyah juga dikenal sebagai sosok yang kreatif, bahkan ia sempat menggagas perpustakaan terapung di Desa Kurau, Kecamatan Koba.
“Alhamdulillah sebagai putra daerah yang satu-satunya orang asli Koba dan sempat menjabat di Koba sebagai Kasat Polairud Polres Bangka Tengah, tentu saya ingin membangun Bangka Tengah sebelum pindah, seperti hadirnya perpustakaan terapung, tapi terobosan seperti ini juga perlu dukungan,” tuturnya.
Ayah dari 2 orang anak ini, bercerita bahwa dirinya bisa sekolah perwira lewat doa-doa anak yatim piatu.
“Kita bantu mereka anak-anak yatim piatu yang masih mau sekolah dan butuh bantuan, doa-doa mereka insyaAllah berkah, dan satu lagi restu orangtua,” ungkapnya.
“Restu orangtua itu penting, orang tua saya dulu buruh harian ngupah ngerumput di kebun-kebun orang, sebagai putra daerah juga ingin memberikan rasa kebanggaan kepada orang tua saya di kampung halaman sendiri,” lanjutnya.
Suami dari Rini Wardiansyah ini berprinsip bahwa kerja itu harus ikhlas, apalagi jabatan hanyalah titipan, maka berbuat baik jangan pilih-pilih.
“Semua pekerjaan butuh proses dan perjuangan, tetap semangat serta selalu mensyukuri atas pencapaian yang telah ditetapkan,” ujarnya.
“Selain itu, jadilah pemimpin yang melayani, bukan dilayani, kalau gotong royong kita ikut turun, jadilah contoh yang baik,” tutupnya. (**)