Sekda Haris Ungkap Angka Stunting di Basel 2,4 Persen dengan Prevalensi 20,6 Persen

Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Basel Haris Setiawan

WARTABANGKA.ID, TOBOALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel) terus melakukan upaya dalam menekan penurunan angka Stunting di sejumlah Desa di daerah itu yang masih masuk dalam lokus penanganan Stunting.

Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Basel Haris Setiawan mengatakan, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan stakeholder kemarin menghasilkan beberapa indikator penurunan stunting.

Selain itu, dari hasil rakor itu juga Pemkab Basel bakal menjalankan 3 program untuk penanganan penurunan stunting di daerah itu pada tahun 2024 di sejumlah lokus sebagaimana yang telah diinstruksikan Pemerintah pusat.

“Strategi serta upaya Pemkab Basel terus dihadirkan oleh para dinas terkait, guna mendukung serta mempercepat penurunan stunting. Dimana, untuk diketahui bahwa angka Stunting di kita Bangka Selatan saat ini berada diangka 20,6 persen berdasarkan dari data SKI tahun 2023, dan terjadi penurunan sebesar 2,4 persen,” kata Haris, Selasa (28/5).

Ia menjelaskan, prevalensi stunting selama 3 tahun terakhir di Basel ini bisa dilihat berdasarkan dari data SSGI serta SKI. Dimana untuk data SSGI dari 2021 sebesar 19,4 persen, SSGI 2022 sebesar 23,0 persen dan SKI 2023 sebesar 20,6 persen.

“Sedangkan, berdasarkan data dari SKI 2023 terjadi penurunan stunting sebesar 2,4 persen dengan angka prevalensi 20,6 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, Basel di tahun 2023 terdapat 5 desa di 2 kecamatan yang menjadi lokus stunting, diantaranya Desa Rias, Serdang, Irat, Bedengung dan Malik.

“Tetapi, Alhamdulillah di tahun 2024 ini lokus stunting kita sudah berkurang menjadi 3 desa yakni, Desa Tanjung Sangkar, Kumbung, Bedengung. Tahun ini juga tercatat persentase prevalensi masing – masing di desa itu seperti Tanjung Sangkar 19,23 persen, Kumbung 25 persen, dan Bedengung 13,04 persen. Dari 3 desa yang menjadi lokus stunting ini Desa kumbung yang tertinggi prevalensi stuntingnya,” katanya.

Kendati demikian, Haris mengatakan, di semester 2 tahun 2024 ini Pemkab Basel mengaudit rekapitulasi total Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dengan beberapa sasaran kasus berikut dengan total angkanya.

“Dari rekapitulasi ini terdapat 8 kecamatan mulai dari Toboali, Payung, Airgegas, Tukak – Sadai, Simpang Rimba, Pulau Besar, Kepulauan Pongok serta Kepulauan Lepar. Catin sebanyak 13 kasus, Bumil 10 Kasus, Bufas 0 kasus, baduta/balita 109 kasus dengan total keseluruhan sasaran kasus adalah 132 kasus.Kita juga usahakan pada akhir 2024 Kabupaten Basel akan terjadi penurunan kasus Stunting secara signifikan bila perlu zero stunting,” pungkasnya. (Ang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *