WARTABANGKA.ID, TOBOALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel) menggelontorkan anggaran senilai Rp 6 miliar di tahun 2024 untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian sektor persawahan di Desa Rias.
Bupati Basel, Riza Herdavid mengatakan total anggaran yang dikucurkan untuk Desa Rias bersumber dari dana APBD dan APBN yang meliputi kegiatan pembangunan siring, plat decker, peningkatan jalan tanah puru jalan TMD Desa Rias-Gadung.
“Kemudian, pengadaan traktor roda dua persawahan Desa Rias, peningkatan jalan usaha tani, kegiatan perluasan dan perlindungan lahan pertanian, dan terakhir rehabilitasi jaringan daerah irigasi Desa Rias,” kata Riza, Rabu (8/5).
Menurut dia, bantuan dari Pemda maupun Pemerintah Pusat yang telah ditetapkan di Desa Rias ini rata-rata untuk peningkatan pembangunan di sektor pertanian.
“Bantuan alat-alat pertanian, peningkatan akses jalan dan kegiatan pembangunan di sektor pertanian memang difokuskan di wilayah Desa Rias guna menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas pangan. Kita juga boleh cek kepemimpinan Riza-Debby bagaimana bantuan alsintan untuk pertanian di Desa Rias sudah cukup banyak dan itu salah satu bukti kami kepada fokus dalam menjaga ketahanan pangan di desa ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, Pemda sendiri selanjutnya akan menjalankan program unggulan bagaimana menjaga ketahanan dan ketersediaan pangan di Basel. Apalagi ketahanan pangan menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya selalu tekankan agar stok beras di Kabupaten Bangka Selatan aman dan cukup untuk kebutuhan masyarakat. Karena kedepannya kita tidak lagi berperang senjata melainkan perang dengan makanan, saya juga yakin Bangka Selatan akan bisa menghasilkan swasembada terutama pada beras karena kita punya lahan pertanian padi yang luas,” katanya.
Ia berharap, bantuan dari yang telah dikucurkan di desa ini bisa memotivasi bagi para petani agar semakin semangat dalam bertani, jangan sampai membuat mereka lesu dalam aktivitas bertani.
“Dikhawatirkan jika petani sudah malas menanam padi, dan menjual beras hasil panennya, mengakibatkan ketersediaan beras akan berkurang. Urusannya bakal panjang apabila ini telah terjadi di kita,” pungkasnya. (Ang)