WARTABANGKA.ID, KOBA – Beberapa bulan terakhir, Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah mencatat produksi ikan tangkap di wilayah itu berkurang 10 hingga 15 persen.
Perihal ini turut dipengaruhi musim paceklik, yakni suatu keadaan nelayan tidak melaut disebabkan cuaca pada musim itu tidak mendukung untuk mereka berlayar dan membahayakan keselamatan mereka jika dipaksakan.
“Memang selama beberapa bulan ini, kendala cuaca menjadi salah satu dinamika alam yang sudah kita hadapi, karena ada pergeseran musim cuaca, tapi kami juga terus memberikan penyuluhan kepada masyarakat nelayan untuk mengutamakan keselamatan,” ucap Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah, Imam Soehadi belum lama ini.
Sementara itu ditempat terpisah, Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman mengakui berkurangnya produksi ikan tangkap di wilayahnya dikarenakan faktor cuaca.
“Meski demikian, saya yakin di Bangka Tengah, stok ikan tetap aman, mau itu ikan tawar maupun laut. Sudah saya pantau, produksi ikan ini masih memenuhi kebutuhan masyarakat Bangka Tengah, dan jikapun berkurang, hal ini karena faktor cuaca,” ujar Algafry, Selasa, (16/4/2024).
Lebih lanjut Algafry mengatakan, pihaknya juga turut memperhatikan kesejahteraan nelayan pada musim paceklik.
“Kita terus mendukung para nelayan ini, melalui Dinas Perikanan Bangka Tengah, seperti penyaluran bantuan, meskipun tidak tiap bulan, hanya pada momen-momen tertentu saja, tetap kita bantu pada musim tidak bisa melaut,” ungkapnya.
Algafry menuturkan, pihaknya juga memiliki program apartemen crab box, sebagai solusi nelayan, jika tidak bisa melaut.
“Kalau cuaca ekstrem, tentu gak bisa turun melaut, jadi bisa budidaya kepiting dengan sistem appartement Crab Box, dari ukuran 1 ons dalam 17 hari ke depan bisa mencapai 3 ons, jadi waktunya lebih cepat, semoga upaya ini bisa membantu nelayan Bangka Tengah,” tutupnya.