WARTABANGKA.ID, TOBOALI – Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Samson Asrimono menyesalkan adanya aksi pengrusakan plafon di SMPN 5 Airgegas oleh orang suruhan kepala sekolah. Pengrusakan plafon di 10 ruang kelas itu dilakukan untuk mendapatkan anggaran rehab.
“Saya mendapatkan pelaporan adanya pengerusakan plafon atap sekolah tersebut, lalu saya melakukan sidak pada Selasa (26/3) dan ternyata memang benar beberapa gedung sekolah tersebut memang rusak, serta ada pengakuan dari oknum yang disuruh tersebut,” kata Samson, Kamis (28/3).
Berdasarkan pengakuan dari pihak yang bersangkutan, menurut Samson, oknum yang melakukan pengerusakan yakni di antaranya penjaga sekolah, petugas kebersihan serta oknum guru yang diperbantukan. Pengrusakan itu dilakukan tepat pada satu hari sebelum pemungutan suara pada Pemilu 2024.
“Aksi ini dilakukan modusnya lantaran kepsek ini ingin mengharapkan anggaran untuk rehab gedung tersebut, yang seolah-olah gedung tersebut rusak atau sudah tidak layak,” ujarnya.
Ia mengatakan, setelah diketahui adanya insiden tersebut dirinya langsung melaporkan kejadian ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Basel beserta Bupati Riza Herdavid, namun hingga sekarang tak ada sanksi ataupun berupa tindakan.
“Saya sudah melaporkan kejadian ini ke dinas terkait dan bupati, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan maupun sanksinya. Respons dari Dindikbud Basel tadi juga akan melakukan investigasi, namun apa tindakan mereka sampai sekarang,” katanya.
Samsom mengaku, turut menyesalkan kejadian tersebut dilakukan secara sengaja, merusak serta merobohkan plafon apalagi diketahui ketiga pelaku ini disuruh oleh kepsek. Dia juga mempunyai bukti mulai dari foto maupun video dimana ada 10 lokal atau kelas yang dirusak plafonnya.
“Kalau memang butuh sesuatu atau permasalahan di sekolah tersebut mengapa tidak berbicara dengan saya selaku anggota DPRD untuk dianggarkan, bukan malah merusak plafon tersebut apalagi berjumlah 10 lokal atau kelas yang dirusak,” katanya.
Terpisah, Kepala SMP Negeri 5 Kecamatan Airgegas MB mengakui terkait perusakan plafon kelas yang dilakukan tiga orang suruhannya. Menurut dia, perusakan tersebut sengaja dilakukan lantaran plafon kelas sudah tidak layak dan berharap dapat anggaran rehab dari dinas.
“Jadi kemarin itu saya khilaf menyampaikan ke pegawai saya terkait hal ini, karena niatnya tidak sampai kesitu sebab itu sudah layak untuk diperbaiki,” katanya.
Ia mengatakan, bahwa terkait kejadian itu tujuannya berharap adanya anggaran yang bisa didapat untuk rehab, karena memang sebagian plafon tersebut telah usang dan rusak.
“Kalau tujuan untuk dapatkan anggaran proyek rehab benar, karena kita memang mengajukan untuk minta direhab yang pertama itu gedung lab IPA yang dinilai sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Dan untuk 10 lokal yang dimaksud itu juga hanya yang dinilai sudah usang dan bocor akibat tetesan air kalau hujan itu hanya sedikit yang dirusak tidak banyak,” ujarnya.
Kendati demikian, atas kejadian tersebut dirinya mengakui kesalahan dan siap untuk bertanggungjawab apabila diminta untuk mengganti dan melakukan perbaikan.
“Karena yang dirusak juga tidak begitu parah cuma beberapa titik saja yang sudah kita nilai memang sudah usang dan rusak. Saya juga siap bertanggungjawab untuk memperbaiki. Karena memang sedikit sebab kerusakannya tidak begitu berat kalau mungkin bisa diperbaiki kami perbaiki,” pungkasnya. (Ang)