WARTABANGKA.ID, MENTOK – Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat telah memiliki beberapa program unggulan untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Program tersebut diantaranya Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Rangkuti saat buka puasa bersama wartawan di Waroeng Abbian Mentok, Selasa (26/3).
Menurut dia, terkait program UKP itu sendiri telah tercover lewat program Universal Health Coverage (UHC) yang sudah menggratiskan semua warga Bangka Barat yang sakit untuk berobat jalan, sakit rawat inap hingga rujukan sampai ke Palembang dan Jakarta.
“Pokoknya kita gratiskan semua jangan sampai ada warga yang tidak mendapatkan fasilitas ketika mereka sakit atau terbaring di rumah itu kita bantu,” kata Rangkuti.
Dia mengatakan untuk program UKM sangat luas sekali. Semuanya mencakup diantaranya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan pemberantasan HIV/AIDS.
“Walaupun ini sangat berat HIV ini jumlahnya cukup banyak dan ada di Mentok itu. Kemudian ada usaha kesehatan sekolah, kemudian ada pemberantasan penurunan stunting, kemudian ada penurunan kematian ibu, ada penurunan kematian bayi dan sebagainya mungkin itu yang di UKM nya,” ujar Rangkuti.
Dijelaskan Rangkuti, dari program ODF, pihaknya telah menargetkan sebanyak 16 desa di seluruh wilayah kerja Puskesmas yang ada di Bangka Barat. Ia pun sudah turun ke beberapa tempat untuk memberikan edukasi langsung ke masyarakat.
“Karena satu orang saja tidak punya wc sekampung itu terancam. Ada sekitar 30-an yang belum. Tetapi ini tugas kami tugas mulia saya sampaikan dengan anak anak kalau ini sukses betapa besar ibadah kalian mengajak orang ke jalan yang baik terus sehat,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Bangka Barat juga sudah mendapatkan 44 jamban gratis di Desa Penyampak dari Dinas PUPR Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk desa yang lainnya, Dinkes sendiri yang akan menggarap sendiri.
Menurutnya, buang air di sembarang tempat ini merupakan kebiasaan yang kurang baik dan tentunya sangat berbahaya hingga menimbulkan berbagai penyakit.
“Banyak bahayanya dengan tidak adanya jamban ini bisa menimbulkan kolera, diare, hepatitis segala macem sangat berbahaya dan tanpa kita sadari tetangga yang tidak punya wc kita menikmati kotorannya tuh termakan dibawa lalat kan,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya terus berusaha agar bisa terbebas dari kebiasaan buruk tersebut.
“Alhamdulillah sudah dua desa tuntas, Tebing, Kacung selesai. Jebus kan ada 11 desa. Nah, dari 11 desa itu kami tinggal 5 lagi yang belum,” tutup Rangkuti. ( IBB )