Dinkes Bangka Barat Catat Jumlah Kasus DBD Menurun

Kepala Dinas Kesehatan Bangka Barat, Rangkuti

WARTABANGKA.ID, MENTOK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat mencatat jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu mengalami penurunan. Sampai dengan tahun 2024, penderita DBD berjumlah sekitar 40 orang.

“Alhamdulillah turun. Kematian sampai detik ini itu nol atau tidak ada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bangka Barat, Rangkuti kepada awak media di Waroeng Abbian Mentok, Selasa (26/3).

Turunnya angka DBD ini, kata Rangkuti, tak terlepas dari pihak-pihak yang terus melakukan pemeriksaan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang rutin dilakukan oleh seluruh bidan yang ada di desa-desa di wilayah Bangka Barat.

“Dilaporkan ke saya menggunakan video. Kalau ada yang tidak melakukan awas nanti dipanggil,” sebut Rangkuti.

Menurutnya, hal ini sebagai bentuk keseriusan dinkes mengingat penyakit DBD ini bila tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan si penderita bisa meninggal dunia.

“Karena DBD itu 5 hari mati lebih hebat dari HIV lebih cepat asal 5 hari tidak tertangani selesai,” ujar Rangkuti.

Rangkuti menjelaskan pada tahun 2022, ada 10 kematian yang diakibatkan oleh DBD. Tak ingin hal tersebut terulang lagi, di tahun 2023, pihaknya dengan gencarnya menyampaikan ke sekolah, berbagai tempat serta seluruh bidan untuk dapat menurunkan angka kematian tersebut. Terbukti, di tahun yang sama, jumlahnya menurun.

“Turun memang kita hanya 4 kematian. Nah, 2024 ini Alhamdulillah sampai dengan hari ini kemarin sudah hampir berakhir kasus turun kematian pun nol,” jelasnya.

Meskipun angkanya menurun, Dinkes akan terus melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap DBD itu sendiri karena apabila berhenti maka bisa terjadi hal yang sangat fatal.

“Jadi sangat jauh menurun tapi kalau DBD ini tidak boleh berhenti jangan coba-coba berhenti harus jalan terus sepanjang dunia ini masih ada itu tidak boleh berhenti, sekali dia berhenti akan ada akibatnya dan cepat 4 hari 5 hari itu kalau tidak tertangani selesai kematian,” ungkapnya.

Untuk itu, sebagai upaya pencegahan, pihaknya telah memelihara ikan jenis nila merah di kolam ikan yang ada di Dinas Kesehatan Bangka Barat. Ikan jenis tersebut diketahui dapat memakan jentik-jentik nyamuk DBD dan tentunya lebih sehat daripada menggunakan abate dan fogging.

“Ini jumlahnya sudah hampir 600-an. Siapa saja yang berminat yang punya bak besar malas mengurasnya ambillah. Itu lebih sehat daripada abate. Abate itu sekali racun tetaplah racun saya tidak rekomendasikan sama dengan asap. Asap pun saya larang anak-anak jangan melakukan fogging karena manfaatnya hanya sesaat itu pun hanya 10 sampai 15 persen bisa membunuh nyamuk tapi kalau ada ikan sepanjang ikan itu masih hidup sepanjang itulah dapat dijamin tidak akan ada jentik. Nah itu kehebatannya. Gratis 1 rumah itu hanya bisa kita kasih 1 ekor tidak bisa banyak-banyak,” tutupnya. ( IBB )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *