WARTABANGKA.ID, KOBA – Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman meresmikan Musala Raudhatul Jannah, Kelurahan Berok, Kecamatan, Koba, Jumat (8/3). Peresmian musala dihadiri Kepala Kemenag Bangka Tengah, ketua MUI, perwakilan forkopimda dan masyarakat.
Bupati Algafry Rahman mengatakan peresmian musala tersebut sebagai ajang silahturahmi antara dirinya bersama maayarakat agar lebih dekat.
“Kalau gak ada acara peresmian Musala Raudhatul Jannah ini kita gak bisa kumpul begini secara sengaja. Jadi ini adalah ajang silahturahmi agar kita mendapatkan pahala lebih besar,” ujarnya.
Algafry juga menjelaskan, jika seorang mukmin ingin masuk surga harus bayar mahal dengan waktu dan pikiran agar mau belajar tentang bagaimana cara masuk surganya allah.
“Masuk surga mahal karena waktu dan fikiran harus kita fokuskan belajar agama agar tau kiatnya masuk surga karena waktu dan fikiran itu tidak ternilai. Gak bayar sebenarnya kajian-kajian islam tapi mau atau gak,” ucapnya.
Algafry menceritakan, pembangunan musala ini memang sudah lama diminta oleh masyarakat Berok karena ingin lebih dekat beribadah dan punya pusat pembelajaran islam.
“Ini sudah diresmikan dan jangan sampai ada waktunya salat, tidak salat di sini. Nanti saya subuh disini insyallah melihat apakah kosong atau gak musala ini. Kalau kosong kita rugi serugi-ruginya. Karena wajib kita meramaikan rumah allah,” ungkapnya.
“Tapi kalau jumat tetap di masjid besar agar kita terlihat ukhuwah Islamiyyah nya terlihat saat sholat jumat itu,” sambungnya.
Algafry juga mengajak seluruh kaum muslimin agar selalu salat di masjid atau di musala berjamaah agar bisa mendapat pahala yang berlimpah bukan untuk minta puji manusia.
“Jika salat subuh lebih ramai dari salat Jumat maka itu adalah tanda kebangkitan umat yang sesungguhnya,” tambahnya.
Algafry mengucapkan terima kasih atas pembangunan Musala Raudhatul Jannah dan semoga menjadi pusat pembelajaran islam dan tempat ibadah yang nyaman bagi masyarakat Berok khususnya.
Di tempat yang sama, Pengurus Raudatul Jannah Agus Hendri mengatakan, musala dibangun menggunakan sumbangan dari masyarakat dan akan digunakan sebagai tempat mengaji, salat, singgahnya para musafir dan pastinya tempat belajar agama.
“Total dana yang kami gunakan Rp 417 juta kurang lebih. Dan musala ini akan kami gunakan sebagaimana seharusnya dan akan menjadi tempat belajar agama juga,” tutupnya. (**)