Sempat Pingsan Saat Hari Pencoblosan, Anggota KPPS Asal Desa Air Belo Meninggal

WARTABANGKA.ID, MENTOK – Salah satu anggota KPPS yakni Suwandi (54), warga Desa Air Belo, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat meninggal dunia pada Selasa (20/2). Pria paruh baya ini bertugas di TPS 03, desa setempat.

Suwandi dikabarkan meninggal dunia karena kesehatannya yang drop serta tidak sadarkan diri saat hari pemungutan suara pada Rabu (14/2) lalu.

Ketua KPU Bangka Barat Darjiyono membenarkan kabar duka ini. Dikatakannya, Suwandi sempat dilarikan ke rumah sakit di Kecamatan Mentok sebelum dirujuk ke Rumah Sakit KIM Pangkalpinang dan menjalani perawatan selama lima hari.

“Beliau ada gejala darah tinggi. Tepat di jam 5 lewat (17.00 WIB-red) beliau duduk tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa ke rumah sakit di Mentok dan diminta untuk dilarikan ke Rumah Sakit KIM Pangkalpinang untuk dioperasi karena ada pembekuan darah di otak,” kata Darjiyono, Rabu (21/2).

Darjiyono menjelaskan saat mendaftar sebagai anggota KPPS, kondisi Suwandi terlihat baik-baik saja. Ia juga tidak punya riwayat penyakit serius. Dilihat dari usia pun dia masih layak dan memenuhi syarat, sebab batas maksimalnya 55 tahun.

“Sebenarnya beliau ini tidak mengalami penyakit komorbid, cuma gejala darah tinggi. Kita itu kan maksimal usia 55 tahun, jadi secara aturan memenuhi syarat,” jelas Darjiyono.

Lanjut, kata Darjiyono, Jenazah Suwandi sudah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Air Belo pada Rabu (21/4) pagi. Terkait santunan, ini masih dalam proses. Sebab, sesuai dengan aturan KPU RI, ahli waris almarhum berhak mendapatkan santunan.

“Terkait itu sekarang lagi proses menyalurkan santunan. Yang pertama santunan kematian 36 juta, kemudian santunan untuk pemakaman sebesar 10 juta. Kami diintruksikan secepat mungkin, paling lama tiga hari ke depan akan kita transfer ke ahli waris,” ujarnya.

KPU Bangka Barat mengungkapkan rasa bela sungkawa yang mendalam atas kepergian Suwandi yang bertugas sebagai penjaga tinta saat pungut hitung Pemilu 2024.

Berkaca dari kejadian yang dialami Suwandi, tentu pihaknya kata Darjiyono akan melakukan evaluasi terkait rekrutmen anggota KPPS. KPU akan lebih teliti dan akan meminta calon anggota tidak menutup-nutupi bila ada riwayat penyakit yang diderita. Ke depan dia berharap hal seperti ini tidak terulang lagi.

“Paling tidak kita menyarankan ke teman-teman yang ingin mendaftarkan menjadi anggota KPPS. Kita menyarankan jujur tentang kesehatan, supaya kami dapat memastikan jajaran dapat bekerja dengan sehat,” tukasnya. ( IBB/red )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *