WARTABANGKA.ID, MENTOK – Lima orang kawanan perompak yang berasal dari Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumsel yakni Hidayat (28), Mat Raye, Rudi (39), Mat Yani (22) dan Krisna (21) ternyata punya peran masing-masing saat melakukan aksi perompakan kapal milik Sudirga dan Karjono di Perairan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat pada Jumat (19/1) lalu.
Wakapolres Bangka Barat Kompol Iman Teguh Prasetiyo mengungkapkan, aksi perompakan ini diketahui dipimpin oleh Mat Raye saat dilakukan investigasi. Menurutnya, aksi yang mereka lakukan ini tergolong sadis karena membawa sajam berupa parang disertai pembacokan kapal dan adanya kata-kata ancaman.
“Jadi mereka ini baru pertama kali melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan,” kata Wakapolres saat Konpers di Gedung Catur Prasetya, Rabu (7/2).
Wakapolres menjelaskan peran dari masing-masing tersangka. Hidayat berperan ikut menghentikan dua kapal bubu yang berdekatan milik Sudirga dan Karjono. Lalu, Hidayat mengambil sejumlah barang milik korban.
“Satu buah handphone merk Oppo warna biru muda, satu handphone merek Infinix warna biru muda dan 1 handphone merek Infinix warna hitam dan kemudian mengambil minyak solar sebanyak 300 liter milik Sudirga dan 200 liter milik Karjono,” ujar Wakapolres.
Selanjutnya, Mat Raye adalah orang yang memimpin perompakan ini. Ia juga yang mencetuskan ide sekaligus ikut menghentikan dua kapal tersebut.
Ia juga diduga mengancam Sudirga dengan sebilah parang lalu merampas barang-barang miliknya.
“Berupa dompet yang berisikan uang Rp. 700.000 serta membantu Hidayat mengambil minyak 200 liter milik Karjono dan melakukan penjualannya,” jelasnya.
Lalu, Mat Yani (DPO ) berperan menghentikan dua kapal tersebut dan mengancam Karjono dengan menggunakan sebilah parang dan mengambil barang miliknya.
“Berupa dompet yang berisikan uang Rp400.000 serta membantu Hidayat untuk mengambil minyak 300 liter milik Sudirga, satu tas hitam, satu handphone Oppo warna hitam dan kompresor kecil milik Sudirga serta satu GPS merk Haigo yang mana tas hitam dan satu handphone tersebut dibuang oleh Mat Yani di perairan laut Tempilang,” sebutnya.
Kemudian, dalam perompakan ini, Krisna berperan sebagai orang yang membantu atau menyambut pindah barang yang diambil dari kapal millik Sudirga ke kapal kecil milik Rudi tak beratap yang bertuliskan “Doa Ibu”. Kapal itulah yang dipergunakan untuk menghentikan kapal bubu milik Sudirga dan Karjono.
Sedangkan, Rudi berperan sebagai orang yang memiliki kapal dan membagikan hasil penjualan 300 liter solar milik Sudirga dan 200 liter milik Karjono.
“Serta 1 GPS merk Haigo yang berhasil diambil dari kapal milik Sudirga dan Karjono tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, Mat Raye, salah satu pelaku mengaku baru kali ini melakukan aksi perompakan kapal. Sebelumnya, ia berdagang, tapi karena dagangannya tidak laku, ia bersama saudara–saudaranya merencanakan aksi merompak kapal.
“Pakai senjata tajam itu untuk menakut– nakuti saja, tidak bermaksud melukai,” tutupnya. (IBB )