Bupati Sukirman Sambut Baik Kegiatan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan dan Gerakan Pasar Murah

WARTABANGKA.ID, MUNTOK – Bupati Bangka Barat H. Sukirman menyambut baik kegiatan stabilisasi pasokan harga pangan dan gerakan pasar murah di kawasan Pasar Tradisional Kecamatan Muntok, Kamis (16/2).

Kegiatan ini dilaksanakan Dinas Pertanian dan Pangan Bangka Barat dan Perum Bulog Kantor Cabang Bangka.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan pokok agar daya beli masyarakat terjaga dan inflasi terkendali.

“Kami menyambut baik kegiatan ini mudah- mudahan terus kita lakukan, kemarin ada pasar murah bulan kemarin kita lakukan. Hari ini dapat 10 ton saya pastikan itu belum apa-apa, artinya daya beli masyarakat kita pada dasarnya cukup mumpuni. Jadi kita sama-sama mengawasi mudah-mudahan hajat pemerintah pusat melalui Bulognya sampai ke masyarakat yang terkecil. Mudah-mudahan gerakan pasar murah dari Bulog terus berlanjut,” kata Sukirman dalam sambutannya.

Selain itu, kata Sukirman, pihaknya selalu berupaya untuk menekan harga bahan pokok di pasaran.

Pihaknya bersama Satgas Pangan dan Forkopimda senantiasa bekerja sama melaksanakan hal tersebut sepanjang bulan.

“Kemudian kita pastikan sampai hari ini peredaran pangan yang menjadi bagian dasar dari kehidupan manusia, itu masyarakat kami tidak merasakan ada keluhan masalah harga,” jelasnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pangan Babar, M. Joni Wimson Candra menjelaskan pasar murah ini juga menjual sembako dengan harga yang terjangkau.

Dalam kesempatan ini, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan penyaluran beras SPHP ( Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) serta melakukan pengawalan di tingkat distributor resmi.

“Beras perkilo Rp 9.000, sebanyak 10 ton. Ada minyak goreng 1.200 liter dengan harga Rp16.000 per liter dan gula pasir 1 ton seharga Rp13.500 dan tepung terigu 300 kilogram seharga Rp12.500,” ujar Joni.

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Bangka, Asfianty menyampaikan Bulog diberi tugas di bawah Badan Pangan Nasional untuk kegiatan stabilisasi harga pasokan pangan.

Kegiatan ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya hanya namanya saja yang berbeda.

“Kalau tahun lalu di bawah Disperindag itu namanya Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) kalau sekarang di Bapanas menjadi Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan ( SPHP ),” ucap Asfianty.

Terkait mekanisme penyaluran beras baik KPSH maupun SPHP sama saja namun terdapat sedikit perbedaan yang mana KPSH hanya dilakukan di pasar-pasar, sedangkan KPSH bisa dilakukan di ritel- ritel moderen seperti Hyper Mart dan sejenisnya.

Untuk harganya, kata, Asfianty, beras SPHP apabila masih masuk dalam wilayah produksi, harga gudangnya sekitar Rp 8.300.

Sedangkan di Bangka Belitung di wilayah non produksi, harga gudangnya Rp8.600.

Harga ini bisa saja naik apabila terdapat tambahan biaya angkut atau transportasi dari gudang.

“Tapi misalnya dari Bangka Barat ini kan mau ngambil ke gudang itu kan ada biayanya nanti kita tunjuk siapa yang bisa mengantar atau ngambil sendiri, atau bisa diantar. Tapi tentu harganya nanti ada selisih untuk biaya angkutannya, tapi tertinggi pengecer itu menjual di harga per kilonya itu Rp. 9.950,” sebutnya.

Asfianty menambahkan, Bulog juga bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan terkait distributor resmi di pasar.

Hal ini dilakukan agar pengecer tidak menjual beras tersebut diatas harga Rp. 9.000.

“Nah, mudah-mudahan dengan berjalannya ini nanti mungkin bisa tambah toko-toko pengecer. Mungkin kami nggak tiap minggu untuk melakukan operasi pasar, ada empat toko yang kita tunjuk sebagai penyalur resmi dan kita berikan spanduk resminya,” tutupnya. ( IBB )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *